PENYU (SEA TURTLE)

Siapa yang tidak tahu penyu? Hewan ini merupakan salah satu binatang yang hampir keseluruhan spesiesnya telah masuk dalam Redlist sebagai hewan yang terancam punah.
Penyu merupakan reptil jenis kura-kura yang hidup dilautan. Tidak seperti kura-kura darat dan kura-kura air tawar, kaki penyu telah termodifikasi membentuk sirip untuk memudahkan hewan ini bergerak di dalam air.
Salah satu fakta menarik tentang penyu adalah mereka akan meletakan telur ditempat mereka menetas, sehingga penyu betina akan selalu kembali ke tempat yang sama untuk mentakan telurnya kembali.
Hewan ini memiliki kemampuan yang hebat dalam bertahan hidup mengarungi lautan. Penyu mampu bermigrasi antar samudra salah satunya adalah penyu belimbing (leatherback sea turtle) yang bermigrasi lebih dari 12.000 mil (19312,128 km) dari Indonesia ke Oregon, selain itu ada penyu tempayan (loggerhead sea turtle) yang bermigrasi antara Jepang dan California.
Sayangnya populasi dari hewan ini sangat memprihatinkan seiring berjalannya waktu. Dari ketujuh spesies penyu yang masih hidup dua diantaranya berstatus sangat terancam kepunahan. Saat ini hanya tersisa 7 spesies penyu didunia yang masih dapat bertahan hidup di zaman modern, yaitu  

Penyu Hijau/ Green Sea Turtle (Chelonia mydas)

Green Sea Turtle
Penyu hijau merupakan spesies penyu yang mendiami di wilayah laut tropis dan sub tropis Samudra Pasifik dan Atlantik namun terkadang hingga Samudra Hindia. Meskipun bernama penyu hijau bukan berarti warna cangkannya hijau, namun nama green turtle diambil karena warna kulit mereka yang kehijauan. Penyu hijau terbagi menjadi dua subspesies, penyu hijau (Chelonia mydas mydas) dan penyu hijau hitam atau Pasifik Timur (Chelonia mydas agassizii). Hewan ini diperkirakan telah hidup sejak 45 juta tahun yang lalu dan memiliki siklus hidup sekitar 80 tahun atau lebih. Habitat penyu ini berada pada wilayah laut dangkal, penyu hijau muda adalah omnivora dan akan memakan cacing, kepiting, ubur-ubur, spons serta ganggang, sedangkan ketika mereka menjadi dewasa, penyu hijau menjadi  herbivora. Status penyu hijau saat ini berada pada posisi terancam punah (endangered species) karena jumlahnya terus mengalami penurunan akibat perburuan baik daging maupun telurnya.

Penyu Sisik/ Hawksbill Sea Turtle (Eretmochelys imbricata)

Hawksbill Sea Turtle
Penyu ini hidup mendiami lautan tropis dan sub tropis hangat yang hampir tersebar di seluruh dunia meliputi Samudra Hindia, Pasifik, dan Atlantik. Penyu ini terbagi menjadi dua subspecies, Eretmochelys imbricata  bissa dan Eretmochelys imbricata imbricate. Habitat penyu sisik cenderung menyukai  berada pada wilayah laut dangkal untuk memakan spons, anemon, cumi-cumi, dan hewan kecil di terumbu karang. Hewan ini diperkirakan telah hidup sejak 35 juta tahun yang lalu dan memiliki siklus hidup berkisar 30 hingga 50 tahun. Penyu sisik memiliki corak warna yang indah baik pada cangkang maupun sisik tubuhnya, oleh karena itu penyu ini sering diburu untuk diambil kulit dan cangkangnya untuk dijadikan sebagai hiasan atau dekorasi. Berbeda seperti penyu lain, daging dari penyu sisik bersifat racun bagi mausia, namun hal ini tidak mengucilkan seseorang untuk memburu penyu ini. Pada saat ini jumlah penyu sisik didunia tergolong sangat rendah sehingga hewan ini dinyatakan berstatus sangat terancam punah (critically endangered species) dalam waktu dekat.

Penyu Kemp Ridley (Lepidochelys kempi) dan Penyu Olive Ridley (Lepidochelys olivacea)

Kemp Ridley Sea Turtle
Olive Ridley Sea Turtle
Kedua penyu ini masih memiliki hubungan kerabat karena memiliki genus yang sama yaitu Lepidochelys. Penyu Kemp Ridley hidup di lautan tropis maupun sub tropis hangat di Samudra Atlantik seperti Teluk Meksiko hingga ke Irlandia, sedangkan penyu Olive Ridley hidup di laut tropis yang hampir tersebar di seluruh dunia. Hewan ini diperkirakan telah hidup sejak 30 juta tahun yang lalu dan memiliki siklus hidup sekitar 50 tahun. Kedua penyu ini merupakan omnivore yang memakan moluska, alga, ubur-ubur, udang, kerang-kerangan serta ikan. Berbeda dengan penyu yang lain kedua penyu ini memiliki kebiasaan unik ketika memasuki musim kawin, ribuan penyu akan kawin dan bersarang di tempat yang sama secara masal. Populasi penyu Olive Ridley di habitatnya tidak bisa dibilang cukup banyak dan berstatus rentan kepunahan (vulnerable) karena penyusutan populasi terus berkurang seiring waktu, sedangkan Penyu Kemp Ridley jumlah di alam sangat sedikit sehingga berstatus sangat terancam punah (critically endangered species).

Penyu Pipih/ Flatback Sea Turtle (Natator depressus)

Flatback Sea Turtle
Penyu Pipih merupakan penyu terkecil dari ketujuh spesies penyu yang hidup saat ini. Penyu ini hidup tersebar di perairan Australia dan Papua New Guinea di Samudra Hindia. Habitat penyu ini berada di perairan dangkal dan memakan teripang, ubur-ubur, moluska, udang serta rumput laut. Hewan ini diperkirakan telah hidup sejak 40 juta tahun yang lalu dan memiliki siklus hidup sekitar 80 tahun atau lebih. Walaupun persebaran hewan ini hingga ke wilayah Papua New Guinea, namun meraka hanya berkembang biak dan bersarang di pesisir pantai pasir Australia. Dikarenakan habitat persebarannya di tempat terpencil, penyu pipih belum ada data yang cukup relevan untuk mengetahui statusnya di alam liar. Walaupun penyu ini berukuran kecil namun penyu ini memiliki ukuran telur yang lebih  besar jika dibandingkan penyu lain, sayangnya jumlah telur yang dihasilkan hanya berkisaran 50 butir atau separuh dari jumlah telur spesias penyu lain yang mampu bertelur hingga 100-150 butir. Tidak hanya itu dari keseluruhan telur yang dapat menetas, hanya sedikit sekali dari mereka yang mampu bertahan hidup di alam karena banyaknya ancaman predator seperti burung, buaya air asin, rubah, dingo, kadal monitor, hiu, dan manusia.

Penyu Tempayan/  Loggerhead Sea Turtle (Caretta caretta)

Loggerhead Sea Turtle
Penyu tempayan merupakan penyu bercangkang keras paling besar jika dibandingkan dengan spesies penyu lain yang ada. Hewan ini tersebar hampir diseluruh lautan dunia diwilayah tropis dan sub tropis meliputi  Samudra Atlantik, Hindia, Pasifik, hingga laut Mediterania. Hewan ini diperkirakan telah hidup sejak 35 juta tahun yang lalu dan memiliki siklus hidup sekitar 40-60 tahun. Penyu ini merupakan omnivore yang memakan krustasea, ikan, moluska, alga, cumi-cumi, ubur-ubur, bahkan sampai kepiting tapal kuda. Spesies penyu ini lebih banyak menghabiskan waktunya pada siang hari, selain itu penyu ini lebih sering ditemukan berdiam diri didalam laut bahkan kerika mereka sedang tidur. Populasi penyu tempayan di habitatnya tidak cukup banyak dan berstatus rentan kepunahan (vulnerable) karena penyusutan populasi terus berkurang seiring waktu.

Penyu Belimbing/ Leatherback Sea Turtle (Dermochelys coriacea)

Leatherback Sea Turtle
Dari keseluruhan spesies penyu yang hidup, penyu belimbing adalah spesies penyu terbesar dan yang paling unik karena merupakan satu-satunya angota keluarga Dermochelyidae yang masih bertahan hidup hingga saat ini. Penyu ini memiliki wilayah penyebaran yang paling luas jika dibandingkan penyu lain meliputi Samudra Atlantik, Hindia, Pasifik, bahkan hingga Lingkar Artik. Hewan ini diperkirakan telah hidup sejak 90-100 juta tahun yang lalu dan memiliki siklus hidup sekitar 45 tahun. Berbeda dengan penyu lain yang cenderung di wilayah perairan dangkal dan banyak terumbu karang, penyu belimbing lebih sering dapat ditemukan di laut terbuka terutama laut dalam. Hal ini dikarenakan makanan utama dari hewan ini adalah ubur-ubur, sehingga pada siang hari penyu ini akan menyelam di lautan dan pada malam hari cenderung berada di dekat permukaan untuk mengikuti pergerakan ubur-ubur. Ukurannya yang besar serta tidak adanya cangkang yang keras melindungi penyu ini, manusia sering memburu hewan ini untuk diambil dagingnya sehingga populasi penyu belimbing di alam terus mengalami penyusutan dan mengakibatkan status hewan ini menjadi terancam punah.

Yoo bagaimana sudah jelas belum macam-macam penyu yang masih hidup saat ini, untuk yang masih kepoin mengenai ukuran sebenarnya dari ketujuh spesies penyu itu dapat melihat digambar berikut ini

Mungkin kita patut bersyukur ya dapat melihat 6 spesies penyu yang masih tersisa, selain itu dengan menjaga dan merawat ekosistem bahari mungkin dapat menghindarkan mereka dari kepunahan keseluruhan. Tindakan kecil mungkin dapat memberi efek yang sangat berarti bagi mereka, dengan TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN (DON'T LITTER) and Please Stop Poisoning Our Earth.

MTSG (Marine Turtle Specialist Group) telah mengidentifikasi 5 jenis bahaya yang mengancam kelangsungan hidup penyu. Jika bahaya tersebut tidak terkendali mungkin dapat menyebabkan penurunan populasi, kepunahan lokal dan/atau terganggunya siklus hidup penyu. Kelima bahaya ini adalah Dampak Aktivitas Penangkapan Ikan, Perburuan, Pengembangan Daerah Pesisir, Polusi dan Patogen, serta Pemanasan Global.



Source :
IUCN RedList
IUCN MTSG
National Aquarium
Thoughtco 
Wikipedia


Komentar

Postingan Populer