Si Kulit Baja yang Tegar

Halo Halo kali ini saya akan membahas mengenai salah satu mamalia darat terbesar di bumi kita yang memiliki julukan Si Kulit Baja, yuupp siapa lagi kalau bukan Rhino atau Badak. Saat ini di muka bumi hanya tersisa 5 spesies badak saja lho dan Indonesia juga merupakan tempat hunian dari 2 spesies tersebut, well siapa saja itu? yuk kita scroll kebawah.

Sumatran Rhinoceros (Dicerorhinus sumatrensis)
Sumatran Rhinoceros/ Badak Sumatera adalah yang terkecil dari badak yang hidup dan satu-satunya badak Asia dengan dua tanduk. Mereka ditutupi dengan rambut panjang dan badak ini sering dikaitkan dengan Wolly Rhino yang telah punah dari pada spesies badak lainnya yang masih hidup saat ini. Badak ini memiliki tinggi 112-145 cm dari ujung kaki sampai punggung, dengan panjang tubuh 2,36-3,18 m, dan panjang ekornya 35-70 cm. Beratnya badak ini berkisar antara 500 sampai 1.000 kg. Perbedaan spesies badak ini dengan Badak Afrika adalah cula pada atas hidung yang berukuran 15-25 cm, sementara cula yang lain biasanya berbentuk seperti sebuah pangkal serta tubuh Badak Sumatera yang banyak diselimuti dengan rambut berwarna coklat kemerahan.
Badak Sumatra dahulunya pernah tersebar hingga kaki pegunungan Himalaya Timur di Bhutan dan India timur, Myanmar, Thailand, Vietnam dan China. Terdapat tiga subspesies yang berbeda dari Badak Sumatera ini, yaitu Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis yang hidup di Pulau Sumatera bagian Barat hingga Selatan, Dicerorhinus sumatrensis harrissoni yang hidup di Borneo, dan Dicerorhinus sumatrensis lasiotis yang merupakan subspesies ketiga telah punah hidup di wilayah India, Banglades, hingga Myanmar.

Black Rhinoceros (Diceros bicornis)
Black Rhinoceros/ Badak Hitam adalah spesies Badak Afrika yang memiliki ukuran agak kecil dibanding Badak Putih di dataran Afrika. Badak ini dinamai dengan Badak Hitam bukan berarti memiliki warna hitam gelap, namun warnanya cenderung lebih berwarna abu-abu-putih. Perbedaan badak ini dengan badak putih yang mencolok terletak pada bentuk bibir atas yang memanjang dan cenderung merucing. Badak ini memiliki dua tanduk, dan kadang-kadang memiliki tanduk posterior kecil ketiga. Badak Hitam ini merupakan hewan asli Afrika timur dan tengah, termasuk Kenya, Tanzania, Kamerun, Afrika Selatan, Namibia dan Zimbabwe.
Populasi badak hitam menurun drastis pada abad ke-20 akibat perburuan. Antara tahun 1960 dan 1995, angka Badak Hitam turun 98% menjadi kurang dari 2.500 ekor. Namun berkat upaya konservasi yang terus-menerus di seluruh Afrika, jumlah badak hitam telah berlipat ganda dari titik terendah bersejarah mereka 20 tahun yang lalu menjadi antara 5.042 dan 5.455 hari ini. Namun, Badak Hitam masih dianggap sangat terancam punah, dan dalam kasus ini, perburuan liar dan pasar gelap badak badak terus mengganggu spesies dan mengancam pemulihan populasi hewan ini. Badak Hitam Afrika memiliki beberapa subspecies yang masih hidup, yaitu Diceros bicornis chobiensis, Diceros bicornis ladoensis, Diceros bicornis michaeli, Diceros bicornis minor, dan Diceros bicornis occidentalis. Selain itu terdapat subspecies badak ini yang sudah punah, yaitu Diceros bicornis bicornis, Diceros bicornis brucii, dan Diceros bicornis longipes.

White Rhinoceros (Ceratotherium simum)
White Rhinoceros/ Badak Putih Afrika adalah mamalia darat terbesar kedua setelah gajah di daratan Afrika. Hewan ini juga dikenal sebagai badak berbibir persegi karena memiliki bibir atas yang memanjang horizontal sehingga nampak berbentuk persegi, selain itu badak ini hampir tidak memiliki rambut di sekujur tubuhnya. Mayoritas (98,8%) badak putih hanya ada di empat negara: Afrika Selatan, Namibia, Zimbabwe, dan Kenya. Badak Putih Utara (Ceratotherium simum cottoni) dan Badak Putih Selatan (Ceratotherium simum simum) adalah subspesies genetik yang berbeda dan ditemukan di dua wilayah yang berbeda di Afrika. Badak putih Selatan diperkirakan punah pada akhir abad ke-19, namun pada tahun 1895 populasi kecil kurang dari 100 orang ditemukan di Kwazulu-Natal, Afrika Selatan. Setelah lebih dari satu abad perlindungan dan pengelolaan, mereka sekarang tergolong Hampir Terancam Punah dan 19.600 - 21.000 hewan ada di kawasan lindung. Mereka adalah satu-satunya badak yang tidak terancam punah.

Javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus)
Javan Rhinoceros/ Badak jawa merupakan spesies badak paling terancam dari 5 spesies badak yang masih hidup, saat ini hanya tersisa 58-68 individu yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di Jawa, Indonesia. Spesies badak ini dicirikan berwarna abu-abu dan memiliki tanduk tunggal hingga sekitar 10 inci. Kulitnya memiliki sejumlah lipatan longgar, sehingga penampilannya seperti baju besi. Badak jawa sangat mirip dengan The Greater One-Horned Rhino, namun memiliki kepala yang jauh lebih kecil dan lipatan kulit yang kurang begitu jelas. Binatang ini pernah menyebar dari Assam dan Benggala, India bagian timur sampai Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, hingga ke wilayah Selatan melewati semenanjung Malaya, serta pulau Sumatera dan Jawa.
Badak Jawa merupakan salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada diambang kepunahan. Dengan hanya sekitar 50 ekor individu di alam liar, spesies ini diklasifikasikan sebagai sangat terancam (Critically Endangered) dalam IUCN Red List. Ujung Kulon menjadi satu-satunya habitat yang tersisa bagi badak Jawa. Populasi badak Jawa di Vietnam telah dinyatakan punah. Badak Jawa memiliki tiga subspecies, yaitu Rhinoceros sondaicus annamiticus atau sering disebut Badak Vietnam yang hidup di wilayah Asia Tenggara, Rhinoceros sondaicus inermis yang hidup di India, dan Rhinoceros sondaicus sondaicus yang hidup di Sumatera dan Jawa, Indonesia. Namun dari ketiga subspecies tersebut hanya Rhinoceros sondaicus sondaicus yang masih hidup dan saat ini hanya dapat ditemui di Taman Nasional Ujung Kulon.

The Greater One-Horned Rhino/ Indian rhino (Rhinoceros unicornis)
Badak Besar Bercula Satu atau Badak India adalah spesies badak terbesar yang masih hidup. Badak Besar Bercula Satu lagi diidentifikasi oleh satu tanduk hitam sekitar 8-25 inci dan warna abu-abu hingga coklat dengan lipatan-lipatan kulit, yang memberinya penampilan berlapis baja. Spesies ini hidup soliter atau menyendiri dengan cakupan wilayah tertentu, kecuali bila jantan dewasa atau badak yang mendekati usia dewasa berkumpul di tempat berkubang atau untuk merumput. Badak India pernah mendiami banyak wilayah mulai dari Pakistan sampai Myanmar dan bahkan mungkin bagian China. Namun, karena pengaruh manusia, mereka sekarang hanya ada di beberapa kawasan lindung India (Assam, Benggala Barat, dan beberapa pasang di Uttar Pradesh) dan Nepal, ditambah beberapa pasang di Taman Nasional Lal Suhanra di Pakistan. 
Setelah tersebar luas di seluruh bagian Utara India, populasi badak menurun akibat perburuan  untuk olahraga dan terbunuh sebagai hama pertanian. Hal ini mendorong spesies ini sangat dekat dengan kepunahan dan pada akhir abad ke-20, kurang dari 200 hewan tetap tinggal. Pemulihan Badak Besar Bercula Satu adalah salah satu kisah sukses konservasi terbesar di Asia. Berkat perlindungan ketat dan pengelolaan dari otoritas satwa liar India dan Nepal, seekor Badak Besar Bercula Satu lagi dibawa kembali dari tepi jurang. Saat ini populasi telah meningkat menjadi sekitar 3.500 badak di India wilayah Timur Laut dan padang rumput Terai di Nepal.

Yoo bagaimana sudah jelas belum macam-macam badak yang hidup saat ini, untuk yang masih kepoin mengenai ukuran sebenarnya dari kelima badak itu dapat melihat digambar berikut ini
Kelima spesies badak tersebut seluruhnya memang dilindungi ketat oleh masing-masing negara terutama untuk Badak Jawa yang jumlahnya sangat memprihatinkan so jangan berbuat jahat ya terhadap badak meskipun biasa disebut si kulit baja namun dalemnya tetap lemah lembut dan mudah tersakiti seperti hati admin ☺


References
International Rhino Fundation
Wikipedia
World Wild Life

Komentar

Postingan Populer